Selamat Datang Dan terimakasih atas kunjunganya

Rabu, 18 Mei 2011

MENETAPKAN OBJECTIVE

Untuk memantapkan kerja seorang praktisi PR dalam iklim yang organic, dibutuhkan adanya objective. Objective adalah titik spesifik yang hendak dituju. Apabila perusahaaan secara menyeluruh tidak tahu akan bergerak kemana, maka bagian-bagian di dalamnya akan mencari rumusan sendiri-sendiri. Dengan berembangnya konsep-konsep manajemen, belakangan ini perusahaan modern telah mampu menetpkan secara spesifik kemana perusahaannya hendak dibawa. Titik yang spesifik ini disebut corporate goals. Ada dua macam corporate goals, yaitu:

1. Official Goals
Biasanya disebut mission, yakni maksud perusahan didirikan. Mission disebut official goals karena isinya terlalu umum dan sangat idealis. Biasanya digunakan perusahaan untuk mendaftarkan perusahaannya secara hukum.
2. Operative Goals
Merupakan penjabaran yang lebih realistis atas operasi perusahaan mendeskripsikan hasil akhir yang spesifik dan dapat diukur. Biasanya lebih bersifat jangka pendek. Biasanya seorang praktisi PR berpegang pada operative goals dalam merumuska objective. Terutama yang menyankut overall performance. Overall performance biasnya berbicara tentang prestasi keuangan seperti laba netto, harga saham perlembar, dividen persaham. Return on investement, dsb.

Syarat Sebuah Objekvitas
Objekvitas PR dapat didefenisikan sebagai suatu pernyataantertulis dan jelas tentang hal-hal yang mesti dicapai pada bagian PR dalam kurun waktu tertentu, dengan menggunakan ukuran tertentu yang masuk akal, dan konsisten dengan objective perusahaan secara menyeluruh. Secara garis besar, untuk memperoleh pegangan yang memadai, objective PR hendaknya memenuhi syarat-ayarat sbb:
1. Harus dinyataka secara tertulis
2. Harus dinyatakan jelas dan singkat
3. Harus spesifik pada batasan tertentu
4. Harus mencakup batas waktu yang spesifik
5. Objective harus dapat dinyatakan dalam ukuran yang dapat terukur
6. Objektive PR harus konsisten dengan objective perusahaan secara menyeluruh
7. Harus dapat dijangkau,tetapi tetap memberi tempat yang menantang untuk merangsang usaha.
Ojektive PR Dan Pemasaran
Kaitan antara keduanya diungkapakan oleh Philip Kotler dan William Mindak dalam artikel yang berjudul “Marketing and Public Relations” yang dimuat di Journal of Marketing pada tahun 1978. Selanjutnya mereka juga mengurutkan lima model yang menggabungkan PR dengan marketing sbb:
1. Terpisah tapi fungsinya sama
2. Sama fungsinya tapi tumpang tindih
3. Pemasaran sebagai fungsi yang lebih dominan
4. Public Relations sebagai fungsi yang lebih dominan
5. Pemasaran dan PR mempnyai fungsi yang sama.
Dengan melihat model-model yang di atas, besar kemungkinan dijumpai keterkaitan antara objective pemasaran dan objektiva PR. Maka selain mengacu pada objective perusahaan secara menyeluruh, ketika merumuskan objective PR, besar kemungkinan seorang praktisi PR harus mengacu pada objective pemasaran dan sebaliknya.

Dasar Penentuan Objektive: Riset
Untuk dapat menentukan objective pada bagiannya, orang-orang PR perlu bersandar pada data riset. Untuk mendapatkan data riset tersebut parlu melakukan penelitian untuk menjauhi asumsi. Karena asumsi sering didasari oleh rasa bukan fakta.

Dukungan Pimpinan Puncak
Dalam kampanye PR sering menimbulkan efek yang kurang menyenangkan bagi beberapa orang dalam perusahaan. Efek itu diakibatkan oleh kedekatan orang-orang PR dengan media sehingga memungkinkan pihak media untuk menyebut nama praktisi PR tersebut berulang-ulang.
Dalam perumusan objective, penting bagi orang-orang PR untuk mem-PR-kan gagasan kepada tokoh kunci dalam perusahaan. Hal paling penting adalah memperoleh dukungan dari pimpinan puncak, dan bila perlu dari pemegang saham.

Hubungan Antara Etika Dan Objektive Komersial
Dikatakan bahwa PR mempunyai misi yang mulia karena PR dapat dipakai untuk tujuan komersial dan non komersial. PR dapat meningkatkan citra perusahaan, PR dapat mengurangi angka kemangkiran, PR dapat moral kerja, PR dapat meningkatkan market share, PR dapat menjadikan Direktur Utama seorang mentri atau bahkan seorang wakil presiden, PR dapar mematahkan serangan dari pihak yang tidak bersimpati. Melihat peran yang mulia dan unik, tidak jarang PR memerlukan bobot etika yang sangat tinggi yakni: Rapat Pemegang Saham. Etika adalah prinsip dan nilai moral yang mengarah prilaku seseorang atau kelompok orang dengan menghornati apa yang dirasa benar atau salah. Bila prinsip moral ditegakkan, kecil kemungkinan terjadi penyalagunaan konsep komunikasi, khususnya PR dalam menegakkan citra perusahaan.

Kesimpulan
Dengan membuat objective, seorang praktisi akan dapat menentukan kemana kegiatannya diarahkan. Objiktive adalah suatu sasaran yang jelas dan spesifik. Ia harus dinyatakan secara tertulis, jelas ringkas, dan diterima oleh atasan yang bersangkutan. Objective sebaiknya mencakup batasan waktu yang spesifik dengan sasaran yang jelas. Suatu objective yang jitu sebaiknya mendapat dukungan dari pimpinan puncak organisasi dan dari seluruh bagian didalam organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar